Jumat, 23 September 2016

KHUTBAH IDUL ADHA SEMANGAT PERSATUAN DALAM HAJI DAN QURBAN


 

SEMANGAT PERSATUAN DALAM IBADAH HAJI DAN QURBAN

KHUTBAH IDUL ADHA


10   Dzulhijah  1437 H
September 2016 M

 DISUSUN OLEH:
MASRIZAL 
  

DIGANDAKAN OLEH :
BIMAS ISLAM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA
KOTA PEKANBARU

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
اَللهُ اَكْبَرُx  ٩
لاَ اِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى عَلٰى اَنْ قَدْ جَعَلَ الْخَلِيْلُ اِبْرَاهِيْمُ اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ الْبَشَرِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْجَبَّارُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ لِلنَّاسِ لِيُنْقِذَهُمْ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ وَيُنْجِيَهُمْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالْمُخْتَارِ. وَعَلى اٰلِه وَاَصْحَابِه اْلاَخْيَارِ. (اَمَّا بَعْدُ). فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ تَعاَلىَ فِى الْقُرْآنِ اْلكَرِيْم: وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (الحج: 27) و قال تَعاَلىَ أَيْضًا إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلاَ بْتَر (الكوثر: 1-3). 

وَللهِ الْحَمْدُ       الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Alhamdulillah wasyukrulillah atas segala nikmat yang kita peroleh dari Allah. Pada pagi ini, 10 Dzulhijjah umat Islam berkumpul di lapangan dan di masjid-masjid di seluruh penjuru mengumandankan Takbir membesarkan Allah Swt, MemujiNya, Bertasbih kepadaNya. Tiada yang layak dipuji kecuali hanya Dia, Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan, Semoga kita semua menjadi hamba-hamba yang selalu berada dlam limpahan kasihNya.
Shalawat dan salam bagi baginda Muhammad SAW. Allahumma shalliala syaidina Muhammad waala alihi syaidina Muhammad. Assalamualaika ya Rasulallah.  Beliau yang sudah menyampaikan kebenaran haqiqi kepada kita yang beriman. Dengan akhlaq beliau mengajarkan indahnya kebersamaan. Dengan kesabaran beliau mengajarkan indahnya iman. Dengan keteguhan beliau beliau mengajarkan indahnya Islam. Dengan kelembutan beliau mengajarkan indahnya kasih sayang.
Maka patutlah kiranya kita senantiasa berdoa agar selalu berada dalam nikmat iman dan islam ini.

Judul Khutbah ‘Idul Adha kita pagi ini adalah ”SEMANGAT PERSATUAN DALAM IBADAH HAJI DAN QURBAN”

Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Pekik suara takbir, tahmid dan tahlil yang menggema ke angkasa sejak terbenam matahari kemarin, hingga selesainya hari tasyrik merupakan proklamasi persatuan dan keastuan umat Islam sedunia. Kita saksikan betapa indahnya kebersamaan dalam prosesi shalat ied, dan betapa kuatnya pertautan hati dalam ruku’ dan sujud di hadapan sang Khaliq. Hari ini di lapangan di masjid-masjid semua kita mengabaikan pangkat dan golongan, mengabaikan status suku dan bangsa. Semua hadir dalam bentuk kepatuhan sebagai hamba Allah dan umat Muhammad yang sama derajatnya disisi Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Hujarat ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Prosesi ini bernilai sakral dan berimplikasi nyata dalam membangun kekuatan umat Islam. Semoga makna persatuan dan kesatuan dari prosesi perayaan hari raya Idul Adha hari ini, menjadi spirit bersama dalam menyatukan potensi umat Islam. Saatnya kita sadar, bahwa Peradaban Islam yang pernah jaya selama puluhan abad, hanya bisa diulang dengan persatuan dan kebersamaan. Saatnya kita akhiri pertentangan yang menjerumuskan umat kita sendiri. Hari ini kita bangkit dan kibarkan panji persatuan Umat Islam sedunia dengan sebuah semboyan : “Mari Bangkit dan bersatu dalam menggapai rido Allah”
وَللهِ الْحَمْدُ       الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Di bulan DzulHijjah ini, ada dua hal besar yang perlu kita pahami. Kedua hal tersebut merupakan  ritual ibadah yang sarat akan hikmah serta pahala kebaikan ibadah yang bermula dari Nabi Ibrahim dan putranya Ismail.
Mari kita coba merekontruksi ulang sosok dan tipologi seorang manusia agung yang diutus oleh Allah swt untuk menjadi Nabi dan Rasul, yakni Nabi Ibrahim as beserta keluarganya yang telah melahirkan seorang generasi teladan bernama Ismail.
Keberhasilan mereka dalam mendidik putranya adalah sebuah pola pendidikan yang telah terbukti melahirkan seorang generasi berpredikat nabi. Keshalehan dan keta’atan Ismail diabadikan Allah SWT dalam al-Qur’an dan sejarah hidupnya menjadi napak tilas pelaksanaan ibadah haji sampai hari ini. Dengan keagungan pribadinya membuat kita harus mampu mengambil pelajaran dan keteladanan darinya baik selaku individu, maupun sebagai pemimpin umat, sebagaimana yang telah difirman Allah swt:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى اِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah:4).
Peristiwa besar ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan dijadikan salah satu ibadah wajib bagi kita yang termaktub dalam rukun Islam ke 5. Peristiwa ini pulalah yang melahirkan dua ibadah penting dalam Islam yaitu:

1.      Yang pertama adalah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah.
Ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah adalah merupakan ibadah yang sangat dimulyakan, diistimewakan, dan sangat dibanggakan, Ibadah yang semua umat Islam memimpikan untuk dapat menunaikannya sekali seumur hidup.
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Ada dua alasan mengapa ibadah haji merupakan ibadah yang istimewa :
Pertama; Karena ibadah haji hanya diperintahkan kepada mereka yang mampu melaksanakan. Mampu secara matril (lahiriyah) maupun mampu secara inmateril (batiniyah). Secara materil (lhiriyah)setiap yang akan melaksanakan ibadah haji mestilah punya kecukupan harta untuk menunaikannya. Dan secara inmateril (batiniyah) hendaklah punya kesiapan dalam hal keikhlasan dan kesabaran hati dalam melaksanakannya ditambah ilmu pengetahuan yang memadai dalam menjalankan rangkaian ibadahnya.
Sebagai balasan untuk itu semua, Allah SWT telah menjanjikan  kepada orang-orang yang sungguh-sungguh serta penuh keikhlasan dalam menunaikan ibadah haji, akan membalasnya dengan balasan yang sangat paripurna yaitu Syurga tempat kesenangan yang penuh ridho Allah.

وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ 
dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya, melainkan Surga." ( HR. Malik, al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah). Lihat Shahih at-Targhiib No. 1096. ) 
Kedua; Karena orang Islam yang telah melaksanakan ibadah haji berarti ia telah menyempurnakan keislamannya, sehingga banyak harapan besar terhadap para Hujjaj / orang-orang yang berhaji, selain meningkatnya kadar keimanan kepada Allah Ta’ala, juga diharapkan mereka mampu menterjemahkan kedalam hidup bermasyarakat  perintah Allah dalam Ibadah haji. Sebab selama dalam melakukan ibadah haji ada beberapa prilaku buruk yang tidak boleh dilakukan sebagaimana firman Allah dalam surah al_Baqarah ayat 197:
Allah SWT Berfirman
ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٞ مَّعۡلُومَٰتٞۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي ٱلۡحَجِّۗ
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
-         La rofatsa            : senantiasa tidak mengumbar hawa nafsu
-         Wala Fusuqo       : tidak menggunjing serta menyakiti hati orang lain dengan lidahnya serta mampu bertutur kata yang baik.
-         Wala jidala          : juga tidak menciptakan rasa permusuhan, pertengkaran, dan bahkan seharusnya senantiasa menebarkan kasih sayang.
Dapat kita maklumi bahwa semala ditanah suci para hujjaj secara nyata telah melakukan pelatihan dalam membentuk karakter dan kepribadian yang kuat sehingga kelak ketika mereka pulang kenegeri asalnya masing-masing mampu merealisasikan hasil pelatihan tersebut ditengah-tengah masyarakatnya.
Labbaik Allahumma labbaik….labbaika la syarikalaka labbaik…innal hamda wanni’mata laka wal mulk  laa syariikalak.
وَللهِ الْحَمْدُ       الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.

2.      Selanjutnya perintah Allah yang kedua adalah perintah melaksanakan pemotongan hewan qurban
Penyembelihan Qurban berupa hewan ternak adalah bentuk ibadah kedua di hari raya idul adha. Ibadah yang juga dibebankan bagi orang yang mempunyai kemampuan secara ekonomis. Ibadah ini juga bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan mencari keridho-annya, serta menggembirakan fakir miskin  dengan daging qurban sebagaimana pada hari raya idul fitri yang lalu kita telah memberikan kegembiraan kepada mereka dengan menunaikan zakat fitrah.
            Ibadah qurban sarat dengan nilai-nilai kebaikan dihadapan Allah Ta’ala. Ibadah qurban adalah salah satu cara bagi hamba yang beriman dalam mensyukuri nikmat Allah SWT, nikmat berupa harta dan kelebihan hidup lainnya.yang telah kita dapatkan selama ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah didalam Suart Al kautsar ayat 1 s. d  sebagai berikut :



“Sesungguhnya kami telah memberikan dirimu nikmat yang banyak, maka dirikanlah sholat untuk tuhan-Mu serta  berkorbanlah”
Ibadah qurban selain sarat dengan pahala disisi Allah, ia  juga mengandung banyak hikmah yang bisa kita ambil darinya.
Seperti saat pertama kali nabi Ibrahim menerima perintah Allah dalam mimpinya untuk menyembelih Ismail putra kesayangannya dan bahkan satu-satunya.  Kemudian terjadilah dialog yang sangat indah seperti digambarkan dalam al-Qur’an surat ash-Shaffat ayat 102 sebagai berikut :

            “ Maka ketika ismail sampai pada umur baligh, nabi ibrahim berkata kepada ismail anaknya “wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi , dan didalam mimpi tersebut Allah memerintakan kepada diriku untuk menyembelih dirimu, bagaimana pendapatmu wahai buah hatiku ……. ?”

Kemudian Ismail menjawab dengan penuh penghormatan :


“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang telah Allah perintahkan kepadamu, maka insya Allah engkau akan mendapatkan diriku dalam kesabaran”
وَللهِ الْحَمْدُ     الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Adalah satu contoh yang digambarkan dengan begitu sangat indah oleh seorang anak yang bernama Ismail, ketika ia harus disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah. Jawaban yang diberikan oleh Ismail kepada ayahnya adalah jawaban yang sangat menyejukan hati, meneguhkan jiwa, tanpa adanya bantahan dan sanggahan sedikitpun dari Ismail. Hal ini mencerminkan bahwa Ismail adalah anak yang begitu taat kepada kepada Allah dan patuh kepada orang tua.
Bukankah yang paling indah dalam hidup ini, apabila kita mendapatkan ridho Allah Ta’ala melalui perantaraan ketaatan kita kepada kedua orang tua kita. Sebab 2 kewajiban inilah yang senantiasa harus kita jaga sampai menjelang ajal, yaitu kewajiban kita terhadap Allah dengan ibadah kepadanya dan kewajiban kita kepada kedua orang tua kita dalam bentuk kepatuhan  dan penghormatan kepada keduanya.


dan Tuhan-Mu telah menetapkan agar kalian jang menyembah kecuali kepada-Nya, dan senantiasa berbut baiklah kepada kedu orang tua”

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadisnya
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899,  HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir :
Oleh sebab itu,  salah satu cara kita untuk menggapai  keridhoan Allah melalui kedua orang tua kita, yaitu dengan cara memperbanyak minta didoakan kebaikan kepada kedua orang tua. Sebab Rasulullah menjelaskan bahwa do’a orang tua  kepada anaknya akan senantiasa diijabah, begitu juga sebaliknya do’a seorang anak kepada orangtua pun  akan senantiasa diijabah atau dikabulkan oleh Allah Ta’ala. .
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita bersama dalam menjalanai kehiudpan di dunia yang fana inji, sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang lebih kekal abadi diakhirat kelak.
Akhirnya kita memohon kepada Allah agar kita selalu dalam petunjuk dan naungan kasih sayang-Nya dan bangsa ini mendapatkan keberkahan, keselamatan dan kejayaan yang diharapkan serta masyarakatnya memiliki kedamaian dalam hati, fikiran dan perbuatan. Amin Ya Rabbal Alamin




فَاعْتَبِرُوْا يَا اُولِى الْاَبْصِار لَعَلَّكُمْ تَرْحَمُوْنَ




KHUTBAH KEDUA
اَللهُ اَكْبَرُx  ٩
لاَ اِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى عَلٰى اَنْ قَدْ جَعَلَ الْخَلِيْلُ اِبْرَاهِيْمُ اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ الْبَشَرِ
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْجَبَّارُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya Allah yaa rahman waya rahim…
Pagi ini kami berkumpul di masjid dan lapangan dalam rangka  memenuhi panggilan-Mu ya Rab, untuk sama-sama bertakbir, bertasbih dan bertahmid untuk mengagungkan Asma-Mu , kiranya Engkau mencurahkan rahmat dan kasih sayang kepada kami.
            Ya Rab, kenikmatan syurga-Mu nan abadi, kemewahan singgasana yang Engkau janjikan, dan melihat wajah-Mu adalah puncak segala kenikmatan. Sungguh itu semua merupakan anugrah tertinggi bagi insan-insan pilihan. Alangkah sayangnya, semua itu tak pantas bagi kami, yang tenggelam noda dan dosa, berenang dalam angkara murka, dan senantiasa bertumpu pada keharaman yang nyata.
            Khilaf kami lebih besar dari taat kami, maksiat kami lebih banyak dari ibadah kami, sulit rasa bagi kami untuk menggapai syurga keabadian-Mu. Namun Ya Rab, tak sanggup rasa diri ini terhadap jilatan api neraka-Mu yang menjilat, menggelegar dahsyat. Untuk itu mapunilah, segala dosa dan khilaf kami. Karena hanya engkaulah yang dapat mengampuni dosa-dosa kami.
              Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa guru-guru kami, serta dosa orang-orang yang telah berjasa dalam membangun kehidupan. Limpahkan karunia dan keridoanmu. Angkat derajat kami Ya Allah dengan keualiaan.
Yaa Rab, kami bermohon kepada-Mu keselamatan dalam beragama, kesehatan jasmani dan rohani, ilmu yang senantiasa bertambah, keberkahan dalam rizki kami, bertaubat sebelum ajal menjemput, limpahan kasih sayang ketika menghadapi sakaratul maut, dan keampunan setelah meninggalkan dunia ini.
            Ya Allah, mudahkanlah kami dalam hidup dan sakratul maut, selamat dari siksa api nerka-Mu, dan ampunan ketika hari perhitungan.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته





Khutbah Kedua

الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ, الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ, الله أَكْبَرُ. لاَ اِلهَ إِلاَّ الله وَالله أَكْبَر الله أَكْبَر وَللهِ الْحَمْد. اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَه وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَه.  أَشْهَدُ أَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِباَدَ الله اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. اِسْمَعُوْا قَوْلُ الله تَعاَلىَ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْم: أَعُوْذُ باِلله مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَناَ وَتَرْحَمْناَ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخاَسِرِيْنَ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ آرِناَ الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَة وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَة. اَللّهُمَّ اجْعَلْناَ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْناَ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْناَ مِنْ عِباَدِكَ الصاَّلِحِيْنَ وَالصاَّبِرِيْنَ وَالرَّاشِدِيْنَ وَالْخاَشِعِيْنَ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ اِماَماًََ. اَللّهُمَّ ارْزُقْناَ رِزْقاً وَاسِعاً بِلاَ تَعْبٍ وَلاَ نَسَبٍ اِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر.
اللّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْناَ أَبْوَابَ الْخَيْرِ وَأَبْوَابَ اْلبَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ السَّلاَمَةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَاَبَ الْجَنَّةِ.
رَبَّناَ آتِناَ فِى الدُّنْياَ حَسَنَة وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَة وَقِناَ عَذَابَ النَّار. وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ  وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 TELISIK, SKHK dan PPKP Penyuluh Agama 2023  Juli 07, 2023 Standar Kualitas Hasil Kerja dan Pedoman Penilaian Kinerja Penyuluh Agama merupak...