Jumat, 26 Juni 2015

PENYEMPURNAAN METODE BIMBINGAN PENYULUHAN

PENYEMPURNAAN METODE BIMBINGAN

PENYULUH AGAMA
KOTA PEKANBARU

I. PENDATAAN ULANG


Mengingat bahwa wilayah Bukit Raya merupakan wilayah pemekaran.. Wilayah yang semula merupakan Kecamatan Tenayan Raya di mekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Raya di sebelah timur dan Kecamatan Tenayan Raya di sebelah barat. Dengan adanya pemecahan wilayah ini sudah barang tentu terjadi perubahan dalam berbagai hal terutama dalam masalah data untuk menunjang kinerja penyuluh. Terlebih lagi tidak lengkapnya data yang ada di kecamatan. Menyikapi hal yang demikian, maka dipandang perlu untuk melakukan pendataan ulang yang meliputi:
1.      Rumah-rumah ibadah yang berada di lingkungan Kec. Bukit Raya.
2.      Data Kepengurusan mesjid dan musholla
3.      Data kelompok-kelompok pengajian seperti majlis ta’lim, wirid orang tua dan remaja, wirid kampung dan kelompok-kelompok pengajian lainnya.
4.      Data organisasi keagamaan dan pengurusnya.
5.      Data pemuka-pemuka agama, masyarakat dan adat.
6.      Membuat pemetaan wilayah kerja.
7.      Membuat statistik pertumbuhan rumah ibadah setiap tahunnya.
8.      Membuat statistik pertumbuhan majlis ta’lim dakelompok pengajian lainnya.
9.      Format pendataan terlampir.
Dengan pendataan ulang tersebut diatas diharapkan proses penyuluhan akan berjalan lebih terarah, terorganisir, sistematis dan terencana karena didukung oleh data yang akurat.
II. METODE PEMBINAAN TUNTAS
Mengajak dan membentuk kelompok-kelompok pengajian (bagi yang belum ada) serta merubah sistim (metode) pengajian. Metode yang dahulunya menggunakan metode ceramah dan menggurui diubah menjadi metode mendidik. Dengan demikian jamaah tidak lagi hanya sebagai oudiens (pendengar) yang pasif akan tetapi menjadi aktif. Karena jamaah dianggap sebagai santri yang lebih interaktif.
Pemikiran diatas didasari keprihatinan terhadap pemahaman keagamaan sebahagian masyarakat yang sangat awam sekali. Keawaman ini meliputi masalah aqidah (tauhid), fiqh, akhlak dan tasauf.
Disadari atau tidak, hal ini di akibatkan karena orientasi pengajian yang diberikan oleh para da’i dan mubaligh hanya sebatas pemahaman konsep umum dari aqidah, fiqh, akhlak dan tasauf. Mungkin karena keterbatasan waktu, sarana dan prasarana penunjang dalam melakukan penyuluhan, maka penyampaian pokok-pokok keagamaan tersebut tidak teruraikan secara lebih mendalam. Atau mungkin kelemahan terletak pada metode pengajaran yang diberikan. Sebab dilihat bahwa penyuluhan yang dilakukan cenderung tidak sistimatis dan tidak terarah. Akibatnya pemahaman yang diperoleh oleh masyarakat pun hanya berupa penggalan-penggalan.
Ketidak sistimatisan tersebut juga dapat menimbulkan kejenuhan bagi para jamaah. Sebab ketika terjadi pergantian minggu dan da’i pun berganti akan tetapi materi yang diberikan iramanya sama. Artinya materi pengajian tidak runtut dan tidak sistematis.
Dengan latar belakang pemikiran diatas, dipandang perlu rasanya membuat format baru dalam sistem penyuluhan agar lebih sistimatis dan terencana. Merubah orientasi penyuluh dari menggurui menjadi mengajarkan dan mendidik pengetahuan agama hingga tuntas.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil untuk merealisasikan pemikiran tersebut adalah:
1.      Melakunan pembinaan dan penyuluhan secara berkesinambungan.
2.      Menyusun materi pengajian secara sistimatis
3.      Menyusun silabus untuk tiap-tiap materi pengetahuan agama.
4.      Menjadikan dan mencari penyuluh sebagai guru tetapdalam proses pengajaran tersebut minimal untuk satu pokok bahasan.
5.      Memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam lingkungan kerja untuk dapat membantu proses penyuluhan.
6.      Berupaya menyajikan materi yang telah tertuang dalam silabus tersebut dengan cara yang menarik.
7.      Mencari dan menyusun buku pegangan bagi pelaksanaan penyuluhan dan pengajaran.
8.      Menciptakan alat-alat pengajaran dan membuat game-game mendidik yang menarik dalam rangka menghilangkan kejenuhan.
Diharapkan dengan metode tersebut diatas pemahaman agama masyarakat (jamaah0 menjadi lebih mendalam.



III. .MENUMBUHKAN KESADARAN AKAN PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA DARI DINI TERHADAP ANAK-ANAK

Kesadaran akan pentingnya memberikan pendidikan agama sejak dini terhadap anak-anak juga perlu menjadi perhatian. Ini juga merupakan tantang bagi penyuluh untuk menumbuhkan kesadaran bahwa baik buruknya pertumbuhan anak tergantung kepada keluarga. Boleh dikatakan hampir lima puluh persen pribadi dan prilakukita dipengaruhi oleh keluarga. Lima puluh persen lagi dipengaruhi oleh teman, lingkungan, dan media masa. Dengan demikian peran keluarga dalam membentuk moral generasi sangat dominan. Untuk itu perlu ditingkatkan kesadaran orang tua akan peran dan tanggung jawabnya.
Yng membuat keperihatinan ini timbul tidak lain tidak bukan adalah disebabkan karena kondisi generasi muda yang semakin jauh dari nilai-nilai keagamaan. Bukti nyata dari hal tersebut adalah rusaknya moral generasi. Kita juga dapat melihat dilingkungan sekitar kita, betapa banyak anak-anak bahkan orang tua yang tidak dapat baca tulis alquran. Lemahnya kesadaran orang tua tentang arti pentingnya penanaman nilai agama terhadap anak adalah penyebab utama dari masalah ini.
Untuk itu perlu kiranya hal ini disikapi secara serius. Terhadap orang tua dan masyarakat perlu diberikan ransangan yang stimulus akan kesadaran pentingnya pendidikan agama. Ransangan tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berupaya membekali anaknya dengan pengetahuan agama yang memadai.
Untuk menunjang rencana diatas, perlu dilakukan:
1.      Memberika penyuluhanarti pentingnya pengetahuan agama bagi anak.
2.      Memotifasi untuk terbentuknya lembaga-lembaga pendidikan seperti TPA (Taman Pendidikan Alquran) dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan kelompok pengajian alquran bagi anak-anak, remaja dan orang tua.
3.      Melakukan penelitian survei ke lembaga-lembaga pendidikan formal (SD, SMP, SMA/SMK sederajat) tentang pemahaman keagamaan dan kemampuan baca tulis alquran.
4.      Penilaian meliputi pengenalan huruf, merangkai huruf, membaca, menulis dan membaca dengan irama.
5.      Angket penelitian terlampir.

A.     Metode / Srategi Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam melaksanakan bimbingan ini adalah dengan beberapa pendekatan. Pendekatan sosio kultural, pendekatan psikologis, pendekatan psycho religio, pendekatan politis dan beberapa metode.
1)      Pendekatan Sosio Kultural
Pendekatan ini menggunakan metode pendekatan sosial dan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Hal ini diperlukan karena kecendrungan masyarakat Indonesia yang sangat kuat memegang tradisi dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam hal ini tak satupun masyarakat kita yang bisa lepas dari ikatan sisal budaya dalam kesehariannya. Setiap gerak dan lakunya selalu bersandar dan dinilai dari kacamata sistem sosial dan budaya yang berlaku.
Dengan demikian agar bimbingan dapat menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat, maka kita harus memperhitungkan besarnya pengaruh dari sistem sosial budaya ini.
2)      Pendekatan psikologis
Masalah kejiwaan adalah masalah yang tidak dapat kita abaikan dalam kehidupan kita. Karena apapun yang diperbuat oleh tiap-tiap individu adalah merupakan ekspresi lansung maupun tidak langsung dari jiwanya. Sebab tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan psikologis yang berbeda. Sehingga dengan memahami kejiwaan dari tiap-tiap individu dan kelompok binaan maka, akan sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan sebuah pembimbingan dan pembinaan.
3)      Pendekatan Psycho Religio
Pendekatan ini menggunakan pendekatan jiwa keagamaan. Karena memang fitrah manusia mempunyai dorongan untuk beragama. Dan secara kejiwaan manusia cenderung untuk mempercayaai agama. Inilah sifat dasar manusia. Dan sebaliknya agama justru mempengaruhi jiwa seseorang. Dengan arti kata antara agama dan jiwa manusia mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Yang oleh Sighmund Freud disebut dengan libido. Maka tidak heran jika ketika individu jika disentuh hatinya  atau jiwanya dengan sentuhan agama, maka jiwa tersebut akan sangat mudah di pengaruhi
4)      Pendekatan Politis
Kita tidak bisa menutup mata bahwa dizaman sekarang sulit mencari bidang yang tidak lepas dari masalah politik. Setiap aspek kehidupan masyarakat sudah dipolitisir. Seakan-akan politik mempersempit ruang gerak kebebasan manusia. Terlebih lagi memang ada hal-hal tertentu yang perlu pendekatan politis dalam mengatasi  problema tersebut.
Dari pendekatan tersebut diatas, maka penyuluh dalam melakukan penyuluhan dan bimbingan terhadap masyarakat wilayah dan kelompok sasaran adalah dengan metode:
1)      Metode Klasikal
Metode klasikal adalah metode penyuluhan dengan cara memberikan ceramah secara klasikal terhadap kelompok sasaran pembinaan. Penyuluhan ini hanya bersifat temporal bahkan mungkin hasilnya tidak permanen
2)      Metode Kompetensi
Metode Kompetensi adalah metode penyuluhan dengan cara memberikan bimbingan hingga tuntas terhadap tiap-tiap individu dari masyarakat binaan. Penyuluhan dan bimbingan dengan metode ini betul-betul berupaya menuntaskan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat .
3)      Metode Partisipan
Metode partisipan ini adalah metode penyuluhan yang dilakukan dengan cara penyuluh ikut berperan dan berbaur secara langsung didalam kelompok sasaran bimbingannya. Dan ikut memberikan contoh artinya tidak saja dengan lisan tapi juga perbuatan.
4)      Metode Wawancara/.tanya jawab
Metode wawancara ini adalah metode tanya jawab denga kelompok binaan maupun individu dalam wilayah sasaran. Metode ini direalisasikan dalam bentuk bimbingan konseling baik dengan perorangan maupun dengan kelompok.

Dengan metode tersebut diharapkan dapat data yang akurat tentang tingkat pemahaman agama dan kemampuan baca tulis alquran pada anak dan remaja. Dengan data tersebut dapat pula ditentukan langkah-langkah yang akan kita ambil dalam mengatasdi masalh tersebut.
Demikianlah program kerja ini di buat mudah-mudahan dapat terealisasikan. Dalam hal lain, mungkin dalam penyusunan program ini terdapat kesalahan dan kekurangan disana-sini, untuk itu mohon sumbang ide dan sarannya serta petunjuk demi berjalanya program kerja ini dengan baik. Selebihnya, program ini tidak akan dapat berjalan apabila tidak mendapatkan dukungan dari pehak-pihak terkait.

                                                              Pekanbaru, 3  Maret 2014
                                                                        Penyuluh Agama Islam
                                                              KUA Kec Bukit Raya


                                                              M A S R I Z A L, S.Ag

                                                              NIP : 19720215 200604 1 001























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 TELISIK, SKHK dan PPKP Penyuluh Agama 2023  Juli 07, 2023 Standar Kualitas Hasil Kerja dan Pedoman Penilaian Kinerja Penyuluh Agama merupak...