SEMANGAT PERSATUAN DALAM IBADAH HAJI DAN QURBAN
KHUTBAH IDUL ADHA
10 Dzulhijah
1437 H
September 2016 M
DISUSUN OLEH:
MASRIZAL
DIGANDAKAN OLEH
:
BIMAS ISLAM
KANTOR DEPARTEMEN AGAMA
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُه
اَللهُ
اَكْبَرُx
٩
لاَ
اِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ
ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى عَلٰى
اَنْ قَدْ جَعَلَ الْخَلِيْلُ اِبْرَاهِيْمُ اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ الْبَشَرِ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ
الْجَبَّارُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ
لِلنَّاسِ لِيُنْقِذَهُمْ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ وَيُنْجِيَهُمْ مِنْ عَذَابِ
النَّارِ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالْمُخْتَارِ.
وَعَلى اٰلِه وَاَصْحَابِه اْلاَخْيَارِ. (اَمَّا بَعْدُ). فَيَااَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَالَ
اللهُ تَعاَلىَ فِى الْقُرْآنِ اْلكَرِيْم: وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ
يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
(الحج: 27) و قال تَعاَلىَ أَيْضًا إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلاَ بْتَر (الكوثر: 1-3).
وَللهِ الْحَمْدُ
الله
أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Alhamdulillah
wasyukrulillah atas segala nikmat yang kita peroleh dari Allah. Pada pagi ini, 10 Dzulhijjah umat Islam
berkumpul di lapangan dan di masjid-masjid di seluruh penjuru mengumandankan
Takbir membesarkan Allah Swt, MemujiNya, Bertasbih kepadaNya. Tiada yang layak
dipuji kecuali hanya Dia, Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan, Semoga
kita semua menjadi hamba-hamba yang selalu berada dlam limpahan kasihNya.
Shalawat dan
salam bagi baginda Muhammad SAW. Allahumma shalliala syaidina Muhammad waala
alihi syaidina Muhammad. Assalamualaika ya Rasulallah. Beliau yang sudah menyampaikan kebenaran
haqiqi kepada kita yang beriman. Dengan akhlaq beliau mengajarkan indahnya
kebersamaan. Dengan kesabaran beliau mengajarkan indahnya iman. Dengan
keteguhan beliau beliau mengajarkan indahnya Islam. Dengan kelembutan beliau
mengajarkan indahnya kasih sayang.
Maka patutlah
kiranya kita senantiasa berdoa agar selalu berada dalam nikmat iman dan islam
ini.
Judul Khutbah ‘Idul Adha kita pagi ini adalah ”SEMANGAT PERSATUAN
DALAM IBADAH HAJI DAN QURBAN”
Kaum
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Pekik suara takbir, tahmid dan tahlil yang
menggema ke angkasa sejak terbenam matahari kemarin, hingga selesainya hari
tasyrik merupakan proklamasi persatuan dan keastuan umat Islam sedunia. Kita
saksikan betapa indahnya kebersamaan dalam prosesi shalat ied, dan betapa
kuatnya pertautan hati dalam ruku’ dan sujud di hadapan sang Khaliq. Hari ini
di lapangan di masjid-masjid semua kita mengabaikan pangkat dan golongan,
mengabaikan status suku dan bangsa. Semua hadir dalam bentuk kepatuhan sebagai
hamba Allah dan umat Muhammad yang sama derajatnya disisi Allah.
Sebagaimana
firman Allah dalam Surah Al Hujarat ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al
Hujurat: 13)
Prosesi ini bernilai sakral dan berimplikasi nyata
dalam membangun kekuatan umat Islam. Semoga makna persatuan dan kesatuan dari
prosesi perayaan hari raya Idul Adha hari ini, menjadi spirit bersama dalam
menyatukan potensi umat Islam. Saatnya kita sadar, bahwa Peradaban Islam yang
pernah jaya selama puluhan abad, hanya
bisa diulang dengan persatuan dan kebersamaan. Saatnya kita akhiri pertentangan
yang menjerumuskan umat kita sendiri. Hari ini kita bangkit dan kibarkan panji
persatuan Umat Islam sedunia dengan sebuah semboyan : “Mari Bangkit dan
bersatu dalam menggapai rido Allah”
وَللهِ الْحَمْدُ
الله
أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Di bulan DzulHijjah ini, ada dua hal besar yang perlu
kita pahami. Kedua hal tersebut merupakan
ritual ibadah yang sarat akan hikmah serta pahala kebaikan ibadah yang
bermula dari Nabi Ibrahim dan putranya Ismail.
Mari kita coba merekontruksi ulang sosok dan tipologi
seorang manusia agung yang diutus oleh Allah swt untuk menjadi Nabi dan Rasul,
yakni Nabi Ibrahim as beserta keluarganya yang telah melahirkan seorang
generasi teladan bernama Ismail.
Keberhasilan mereka dalam mendidik putranya adalah
sebuah pola pendidikan yang telah terbukti melahirkan seorang generasi
berpredikat nabi. Keshalehan dan keta’atan Ismail diabadikan Allah SWT dalam
al-Qur’an dan sejarah hidupnya menjadi napak tilas pelaksanaan ibadah haji
sampai hari ini. Dengan keagungan pribadinya membuat kita harus mampu mengambil
pelajaran dan keteladanan darinya baik selaku individu, maupun sebagai pemimpin
umat, sebagaimana yang telah difirman Allah swt:
قَدْ
كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى اِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu
pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah:4).
Peristiwa besar ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran
dan dijadikan salah satu ibadah wajib bagi kita yang termaktub dalam rukun
Islam ke 5. Peristiwa ini pulalah yang melahirkan dua ibadah penting dalam
Islam yaitu:
1. Yang pertama
adalah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah.
Ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah adalah merupakan
ibadah yang sangat dimulyakan, diistimewakan, dan sangat dibanggakan, Ibadah
yang semua umat Islam memimpikan untuk dapat menunaikannya sekali seumur hidup.
Kaum
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Ada dua alasan mengapa ibadah haji merupakan ibadah
yang istimewa :
Pertama;
Karena ibadah haji hanya diperintahkan kepada mereka yang mampu melaksanakan.
Mampu secara matril (lahiriyah) maupun mampu secara inmateril (batiniyah).
Secara materil (lhiriyah)setiap yang akan melaksanakan ibadah haji mestilah
punya kecukupan harta untuk menunaikannya. Dan secara inmateril (batiniyah)
hendaklah punya kesiapan dalam hal keikhlasan dan kesabaran hati dalam
melaksanakannya ditambah ilmu pengetahuan yang memadai dalam menjalankan
rangkaian ibadahnya.
Sebagai balasan untuk itu semua, Allah SWT telah
menjanjikan kepada orang-orang yang
sungguh-sungguh serta penuh keikhlasan dalam menunaikan ibadah haji, akan
membalasnya dengan balasan yang sangat paripurna yaitu Syurga tempat kesenangan
yang penuh ridho Allah.
وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ
الْجَنَّةَ
dan haji yang mabrur
tidak ada balasan baginya, melainkan Surga." ( HR. Malik, al-Bukhari,
Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah). Lihat Shahih at-Targhiib No.
1096. )
Kedua;
Karena orang Islam yang telah melaksanakan ibadah haji berarti ia telah
menyempurnakan keislamannya, sehingga banyak harapan besar terhadap para Hujjaj
/ orang-orang yang berhaji, selain meningkatnya kadar keimanan kepada Allah
Ta’ala, juga diharapkan mereka mampu menterjemahkan kedalam hidup
bermasyarakat perintah Allah dalam
Ibadah haji. Sebab selama dalam melakukan ibadah haji ada beberapa prilaku
buruk yang tidak boleh dilakukan sebagaimana firman Allah dalam surah al_Baqarah
ayat 197:
Allah SWT Berfirman
ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٞ
مَّعۡلُومَٰتٞۚ
فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي
ٱلۡحَجِّۗ
…
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
-
La rofatsa :
senantiasa tidak mengumbar hawa nafsu
-
Wala Fusuqo :
tidak menggunjing serta menyakiti hati orang lain dengan lidahnya serta mampu
bertutur kata yang baik.
-
Wala jidala :
juga tidak menciptakan rasa permusuhan, pertengkaran, dan bahkan seharusnya
senantiasa menebarkan kasih sayang.
Dapat kita maklumi bahwa semala ditanah suci para
hujjaj secara nyata telah melakukan pelatihan dalam membentuk karakter dan
kepribadian yang kuat sehingga kelak ketika mereka pulang kenegeri asalnya
masing-masing mampu merealisasikan hasil pelatihan tersebut ditengah-tengah
masyarakatnya.
Labbaik Allahumma labbaik….labbaika la syarikalaka
labbaik…innal hamda wanni’mata laka wal mulk
laa syariikalak.
وَللهِ الْحَمْدُ
الله
أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha
Rahima kumullah.
2. Selanjutnya
perintah Allah yang kedua adalah perintah melaksanakan pemotongan hewan qurban
Penyembelihan Qurban berupa hewan ternak adalah bentuk
ibadah kedua di hari raya idul adha. Ibadah yang juga dibebankan bagi orang
yang mempunyai kemampuan secara ekonomis. Ibadah ini juga bertujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan mencari keridho-annya, serta menggembirakan
fakir miskin dengan daging qurban
sebagaimana pada hari raya idul fitri yang lalu kita telah memberikan
kegembiraan kepada mereka dengan menunaikan zakat fitrah.
Ibadah qurban sarat dengan
nilai-nilai kebaikan dihadapan Allah Ta’ala. Ibadah qurban adalah salah satu
cara bagi hamba yang beriman dalam mensyukuri nikmat Allah SWT, nikmat berupa
harta dan kelebihan hidup lainnya.yang telah kita dapatkan selama ini,
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah didalam Suart Al kautsar ayat 1 s.
d sebagai berikut :
“Sesungguhnya kami telah memberikan dirimu nikmat yang
banyak, maka dirikanlah sholat untuk tuhan-Mu serta berkorbanlah”
Ibadah qurban selain sarat dengan pahala disisi Allah,
ia juga mengandung banyak hikmah yang
bisa kita ambil darinya.
Seperti saat pertama kali nabi Ibrahim menerima
perintah Allah dalam mimpinya untuk menyembelih Ismail putra kesayangannya dan
bahkan satu-satunya. Kemudian terjadilah
dialog yang sangat indah seperti digambarkan dalam al-Qur’an surat ash-Shaffat
ayat 102 sebagai berikut :
“ Maka ketika ismail sampai
pada umur baligh, nabi ibrahim berkata kepada ismail anaknya “wahai anakku,
sesungguhnya aku bermimpi , dan didalam mimpi tersebut Allah memerintakan
kepada diriku untuk menyembelih dirimu, bagaimana pendapatmu wahai buah hatiku
……. ?”
Kemudian Ismail menjawab dengan penuh penghormatan :
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang telah Allah perintahkan
kepadamu, maka insya Allah engkau akan mendapatkan diriku dalam kesabaran”
وَللهِ الْحَمْدُ الله
أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ
Kaum
muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Adhha Rahima kumullah.
Adalah satu contoh yang digambarkan dengan begitu
sangat indah oleh seorang anak yang bernama Ismail, ketika ia harus disembelih
oleh ayahnya atas perintah Allah. Jawaban yang diberikan oleh Ismail kepada
ayahnya adalah jawaban yang sangat menyejukan hati, meneguhkan jiwa, tanpa
adanya bantahan dan sanggahan sedikitpun dari Ismail. Hal ini mencerminkan
bahwa Ismail adalah anak yang begitu taat kepada kepada Allah dan patuh kepada
orang tua.
Bukankah yang paling indah dalam hidup ini, apabila
kita mendapatkan ridho Allah Ta’ala melalui perantaraan ketaatan kita kepada
kedua orang tua kita. Sebab 2 kewajiban inilah yang senantiasa harus kita jaga
sampai menjelang ajal, yaitu kewajiban kita terhadap Allah dengan ibadah
kepadanya dan kewajiban kita kepada kedua orang tua kita dalam bentuk
kepatuhan dan penghormatan kepada
keduanya.
dan Tuhan-Mu
telah menetapkan agar kalian jang menyembah kecuali kepada-Nya, dan senantiasa
berbut baiklah kepada kedu orang tua”
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadisnya
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ
الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang
tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan.
at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam
al-Kabiir :
Oleh sebab itu,
salah satu cara kita untuk menggapai
keridhoan Allah melalui kedua orang tua kita, yaitu dengan cara
memperbanyak minta didoakan kebaikan kepada kedua orang tua. Sebab Rasulullah
menjelaskan bahwa do’a orang tua kepada
anaknya akan senantiasa diijabah, begitu juga sebaliknya do’a seorang anak
kepada orangtua pun akan senantiasa
diijabah atau dikabulkan oleh Allah Ta’ala. .
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga
bermanfaat bagi kita bersama dalam menjalanai kehiudpan di dunia yang fana
inji, sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang lebih kekal abadi diakhirat
kelak.
Akhirnya kita memohon kepada Allah agar kita selalu dalam petunjuk dan
naungan kasih sayang-Nya dan bangsa ini mendapatkan keberkahan, keselamatan dan
kejayaan yang diharapkan serta masyarakatnya memiliki kedamaian dalam hati,
fikiran dan perbuatan. Amin Ya Rabbal Alamin
فَاعْتَبِرُوْا
يَا اُولِى الْاَبْصِار لَعَلَّكُمْ تَرْحَمُوْنَ
KHUTBAH KEDUA
اَللهُ
اَكْبَرُx
٩
لاَ
اِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ
ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى عَلٰى
اَنْ قَدْ جَعَلَ الْخَلِيْلُ اِبْرَاهِيْمُ اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ
الْبَشَرِ
اَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْجَبَّارُ.
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya
Allah yaa rahman waya rahim…
Pagi ini kami berkumpul di masjid dan lapangan dalam
rangka memenuhi panggilan-Mu ya Rab,
untuk sama-sama bertakbir, bertasbih dan bertahmid untuk mengagungkan Asma-Mu ,
kiranya Engkau mencurahkan rahmat dan kasih sayang kepada kami.
Ya Rab, kenikmatan syurga-Mu nan
abadi, kemewahan singgasana yang Engkau janjikan, dan melihat wajah-Mu adalah
puncak segala kenikmatan. Sungguh itu semua merupakan anugrah tertinggi bagi
insan-insan pilihan. Alangkah sayangnya, semua itu tak pantas bagi kami, yang
tenggelam noda dan dosa, berenang dalam angkara murka, dan senantiasa bertumpu pada
keharaman yang nyata.
Khilaf kami lebih besar dari taat
kami, maksiat kami lebih banyak dari ibadah kami, sulit rasa bagi kami untuk
menggapai syurga keabadian-Mu. Namun Ya Rab, tak sanggup rasa diri ini terhadap
jilatan api neraka-Mu yang menjilat, menggelegar dahsyat. Untuk itu mapunilah,
segala dosa dan khilaf kami. Karena hanya engkaulah yang dapat mengampuni
dosa-dosa kami.
Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa guru-guru
kami, serta dosa orang-orang yang telah berjasa dalam membangun kehidupan.
Limpahkan karunia dan keridoanmu. Angkat derajat kami Ya Allah dengan
keualiaan.
Yaa Rab, kami bermohon kepada-Mu keselamatan dalam
beragama, kesehatan jasmani dan rohani, ilmu yang senantiasa bertambah,
keberkahan dalam rizki kami, bertaubat sebelum ajal menjemput, limpahan kasih
sayang ketika menghadapi sakaratul maut, dan keampunan setelah meninggalkan
dunia ini.
Ya Allah, mudahkanlah kami dalam hidup
dan sakratul maut, selamat dari siksa api nerka-Mu, dan ampunan ketika hari perhitungan.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Khutbah Kedua
الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله
أَكْبَرُ, الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ, الله أَكْبَرُ. لاَ اِلهَ
إِلاَّ الله وَالله أَكْبَر الله أَكْبَر وَللهِ الْحَمْد.
اَلْحَمْدُ
للهِ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَه وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ
اْلأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ
اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا
عِباَدَ الله اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. اِسْمَعُوْا قَوْلُ الله تَعاَلىَ فِى الْقُرْآنِ
الْكَرِيْم: أَعُوْذُ باِلله مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ
اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
باَرَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ اِبْرَاهِيْم فِى
اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَناَ
وَتَرْحَمْناَ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخاَسِرِيْنَ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ آرِناَ
الْحَقَّ حَقاًّ وَارْزُقْناَ اتِّباَعَة وَآرِناَ اْلباَطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْناَ اجْتِناَبَة. اَللّهُمَّ اجْعَلْناَ مِنَ التَّوَّابِيْنَ
وَاجْعَلْناَ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْناَ مِنْ عِباَدِكَ الصاَّلِحِيْنَ
وَالصاَّبِرِيْنَ وَالرَّاشِدِيْنَ وَالْخاَشِعِيْنَ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ
اِماَماًََ. اَللّهُمَّ ارْزُقْناَ رِزْقاً وَاسِعاً بِلاَ تَعْبٍ وَلاَ نَسَبٍ
اِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر.
اللّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْناَ أَبْوَابَ
الْخَيْرِ وَأَبْوَابَ اْلبَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ السَّلاَمَةِ
وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَاَبَ الْجَنَّةِ.
رَبَّناَ آتِناَ
فِى الدُّنْياَ حَسَنَة وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَة وَقِناَ عَذَابَ النَّار. وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ
للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar