BENCANA ALAM MENURUT
PERSPEKTIF AL QUR’AN.
1.
Pendahuluan.
Al Qur’an merupakan sebuah kitab suci yang
menjadi pedoman bagi kehidupan ummat Islam dalam menjalani kehidupan mereka di
dunia. Kitab suci tersebut mengkhabarkan kepada pembacanya berita-berita masa
lalu, menawarkan alternatif pemecahan masalah
masa kini dan menceritakan sebagian hal yang akan terjadi di masa yang
akan datang. sebagai pedoman hidup, ia selalu menuntun ummat manusia untuk menemukan hakikat kebenaran dalam setiap
gerak yang mereka lakukan. Ia sengaja
mengingatkan manusia akan keberadaan Tuhan dalam setiap tindakan yang
mereka jalankan. Sehingga dengan demikian manusia selalu terhubung dan
tersambung dengan Zat yang Maha Agung, Allah SWT, dalam upaya mereka
memakmurkan bumi yang fana ini.
Di antara sekian banyak hal yang
diingatkan al Qur’an kepada manusia, maka masalah bencana alam menjadi salah
satu hal yang amat penting untuk mendapatkan perhatian dari manusia. Karena ia
bukan hanya menyangkut manusia perindividu, akan tetapi melibatkan manusia
secara umum dalam suatu tempau yang cukup luas dan masa tertentu.
Dalam sejarah perjalanan ummat
manusia, bencana alam menjadi hal yang tidak bisa dinggap remeh. Ia bukan hanya
menimpa ummat pada masa kini, akan tetapi juga menimpa ummat-ummat terdahulu
silih berganti. Menghancurkan sebagian ummat manusia, mengubur dan
menenggelamkan sebagaian kota-kota ternama, memutuskan mata rantai kehidupan,
dan menjadi pelajaran yang berharga bagi ummat sesudahnya. Begitu banyaknya
cerita yang diungkapkan al Qur’an tentang masalah tersebut, sehingga menarik
minat penulis untuk mengupasnya dengan
penafsiran maudhu’I, sehingga akan memberikan gambaran yang jelas
kepada pembaca, bagaimana pandangan al Qur’an terhadap silih bergantinya
bencana alam datang dan singgah dalam kehidupan ummat manusia.
2.
Devinisi Bencana Alam.
Bencana
adalah gangguan, malapetaka, musibah atau sesuatu yang menimbulkan kesulitan.[1]
Sedangkan bencana alam merupakan musibah yang ditimbulkan oleh gejala alam atau
sebuah peristiwa di mana hancurnya sebuah daerah atau wilayah serta sebagian
anggota masyarakat yang berada di dalamnya
akibat terjadinya berbagai kejadian di luar keadaan normal yang berlaku
pada saat itu. Seperti hujan yang terus-menerus yang mengakibatkan terjadinya
banjir serta tanah longsor, terjadinya gempa bumi, kebakaran yang sangat besar,
kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan kelaparan, munculnya penyakit
misterius yang menelan banyaknya korban, terjadinya angin topan yang menghancurkan
dan lain sebagainya. Seluruh kejadian tersebut terjadi dan berlangsung di luar
kebiasan yang dialami oleh manusia sehari-hari.
Terjadinya bencana alam
tersebut, biasanya berada di luar kemampuan manusia untuk mendeteksi
kedatangannya dengan pasti. Ia terjadi dengan tiba-tiba dan menghancurkan
daerah tempat kejadianya, serta meninggalkan bekas yang dapat menjadi pelajaran baik bagi manusia
yang hidup pada zaman tersebut atau manusia-manusia yang hidup di kemudian
hari. Kedatangannya tidak memilih. Menghancurkan setiap tampat yang
disinggahinya. Membinasakan manusia yang menjadi korbannya Baik laki-laki
maupun perempuan. Tua atau muda, kecil atau besar, kaya maupun miskin dan lain
sebagainya.
Ilmu pengetahuan modern selalu memandang bencana sebagai
sebuah kejadian yang berawal dari
gejala-gejala yang bersifat alamiah dan terukur. Berbagai bencana
alam dalam sejarah ummat manusia selalu
dibaca sebagai suatu kejadian yang
berawal dari pergerakan tertentu yang tidak normal dalam alam, dan tidak
memiliki kaitan apapun dengan kekuatan apapun selain dari kekuatan alam
tersebut. banjir dipandang sebagai akibat rusaknya hutan yang sebanarnya
berfungsi sebagai tempat resapan air. Gunung
meletus disebabkan menumpuknya magma di dasar kawah dan lain sebagainya. Deengan berkembangnya
ilmu pengetahuan modern dan menjadi alat Bantu dalam menganalisa berbagai
bencana alam tersebut, membuat manusia lupa akan adanya sebuah “Kekuatan” yang
Maha Dahsyat yang dapat menggerakkan apa saja sesuai dengan
kemauan dan kehendaknya. Kiprah dari ilmu pengetahuan modern tersebut tenrtu
saja dapat menciptakan manusia-manusia “ateis” tidak bertuhan, karena
menganggap setiap kejadian adalah wujud pergerakan alam semata.
Maka oleh sebab itu tulisan
ini mencoba untk mengetengahkan pandangan al Qur’an mengenai bencana alam yang terjadi dalam
perjalanan hidup manusia di atas bumi ini. Penulis akan mencoba untuk
mengemukakan ayat-ayat yang berkaitan dengan hal tersebut dan menggunakan system
metode tafsir maudhu’i. Dalam
tafsir maudhu’I alan dikumpulkan ayat-ayat al Qur’an yang berkaitan dengan
bencana alam, kemudian dicari asba al nuzul nya, kemudian ditafsirkan
dengan dengan mengemukakan berbagai pendapat mufassir yang dianggap
relefan dengan pembahasan ini. Sehingga akan ditemukan pandangan al Qur\an
secara menyeluruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar