Senin, 12 Desember 2011
Anda Perlu Perlengkapan IT
Rabu, 03 Agustus 2011
Senin, 01 Agustus 2011
Minggu, 31 Juli 2011
RENCANA KERJA OPERASIONAL
BULAN : Januari
NAMA OBYEK : Masjid Al-Khairat Kel. Lembah Damai Pekanbaru
ALAMAT : Jl. Lembah Damai
NO | HARI/ TANGGAL | MATERI POKOK/ SUB MATERI | TUJUAN | SASARAN | PROSES PENYULUHAN | KETERANGAN |
Pekanbaru, 1 Januari 2011
Penyuluh Agama Kepala Seksi Penamass
Ahli Pertama Kemenag Kota Pekanbaru
Masrizal, S.Ag H. Zulkifli R, MA
NIP. 19720215 200604 1 001 NIP. 1962 0805 199203 1 002
RENCANA OPERASIONAL
BULAN :
NAMA OBYEK :
ALAMAT :
NO | HARI/ TANGGAL | MATERI POKOK/ SUB MATERI | URAIAN MATERI | METODE | SASARAN | WAKTU | ALAT/ MEDIA | KET. |
1 2 3 4 | Senin, 3 Peb 2008 Senin, 10 Peb 2008 Senin, 17 Peb 2008 Senin, 24 Peb 2008 | Aqidah Akhlaq Syari’ah Pembangunan | Iman kepada Allah Akhlaq terhadap makhluk Mu’amalah tentang Hukum Nikah Partisipasi Masyarakat dalam pemba ngunan negara | - Ceramah - Tanya Jawab - Diskusi - Ceramah - Tanya Jawab - Diskusi - Ceramah - Tanya Jawab - Diskusi - Ceramah - Tanya Jawab - Diskusi | Remaja Remaja Remaja Remaja | 2 jam 2 jam 2 jam 2 jam | - werles - ppn tls - werles - ppn tls - werles - ppn tls - werles - ppn tls |
………….., …………………………
Atasan Langsung Penyuluh Agama Islam
Penyuluh Agama ……………………………..
………………………………… ……………………………..
NIP. 150 …………………… NIP. 150 …………………
TIGA DO'A JIBRIL YANG DIAMINKAN OLEH MUHAMMAD SAW
Sering kita mendengan beberapa penceramah atau ustadz berbicara soal ramadhan.
salah satunya adalah:
Do’a malaikat Jibril menjelang Ramadhan ” “Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
* Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami isteri
* Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullah pun mengatakan Amin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang meng-aminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jumaat.
Sempat saya berfikir bunyinya kok beda ya dari yang pernah diterima dahulu ketika di bangku Aliyah, maka itu, saya coba untuk mencari tau kebenarannya dan buka-buka arsip pelajaran lama. setelah buka ini buka itu, akhirnya aku dapatkan bahwa pernyataan diatas adalah hadis yang tak memiliki dasar dan bahkan tak ada hadis yang seperti itu. sedangkan yang asli bunyinya adalah :
Dari Ka’ab Bin ‘Ujrah (ra) katanya:
Rasulullah S.A.W bersabda: Berhimpunlah kamu sekalian dekat dengan mimbar. Maka kami pun berhimpun. Lalu beliau menaiki anak tangga mimbar, beliau berkata: Amin. Ketika naik ke anak tangga kedua, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika menaiki anak tangga ketiga, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika beliau turun (dari mimbar) kami pun bertanya: Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari tuan pada hari ini yang kami belum pernah mendengarnya sebelum ini.
Lalu baginda menjawab:
“Sesungguhnya Jibrail (A.S) telah membisikkan (doa) kepadaku, katanya: Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak juga diampuni. Lalu aku pun mengaminkan doa tersebut. Ketika aku naik ke anak tangga kedua, dia berkata lagi: Celakalah orang yang (apabila) disebut namamu di sisinya tetapi dia tidak menyambutnya dengan salawat ke atasmu. Lalu aku pun mengaminkannya. Dan ketika aku naik ke anak tangga yang ketiga, dia berkata lagi: Celakalah orang yang mendapati ibubapanya yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun mereka tidak memasukkan dia ke dalam syurga. Lalu aku pun mengaminkannya.
Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma’uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 disahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No.500 dari Jabir bin Abdillah)
versi yang pertama itu, di beberapa artikel, tidak pernah di sebutkan siapa perawinya, sendangkan yang kedua, jelas ada perawi hadistnya. yagn pertama itu, kalau kita lihat di beberapa pengajian versi yang pertama itu yang justru banyak di sebar luaskan. memang tidak ada salahnya minta maaf kapanpun, termasuk ketika akan memasuki bulan ramadhan. tapi, alangkah baiknya bila kita mendapatkan informasi, apa lagi yang berupa hadist, tolong di telusuri dulu kebenarannya. sekarang banyak orang orang yang dengan seenaknya sendiri, dengan mengatas namakan orang orang tertentu yang suka mengada ada. masih ingat kan dulu waktu hape masih belum seperti sekarang tentang selebaran fotokopian yang mengharuskan seseorang untuk melakukan suatu ibadah tertentu dengan mengatasnamakan mimpi dari seorang ulama di mekah?
moga kita dihindarkan dari segala fitnah. amin...
salah satunya adalah:
Do’a malaikat Jibril menjelang Ramadhan ” “Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
* Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami isteri
* Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullah pun mengatakan Amin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang meng-aminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jumaat.
Sempat saya berfikir bunyinya kok beda ya dari yang pernah diterima dahulu ketika di bangku Aliyah, maka itu, saya coba untuk mencari tau kebenarannya dan buka-buka arsip pelajaran lama. setelah buka ini buka itu, akhirnya aku dapatkan bahwa pernyataan diatas adalah hadis yang tak memiliki dasar dan bahkan tak ada hadis yang seperti itu. sedangkan yang asli bunyinya adalah :
Dari Ka’ab Bin ‘Ujrah (ra) katanya:
Rasulullah S.A.W bersabda: Berhimpunlah kamu sekalian dekat dengan mimbar. Maka kami pun berhimpun. Lalu beliau menaiki anak tangga mimbar, beliau berkata: Amin. Ketika naik ke anak tangga kedua, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika menaiki anak tangga ketiga, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika beliau turun (dari mimbar) kami pun bertanya: Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari tuan pada hari ini yang kami belum pernah mendengarnya sebelum ini.
Lalu baginda menjawab:
“Sesungguhnya Jibrail (A.S) telah membisikkan (doa) kepadaku, katanya: Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak juga diampuni. Lalu aku pun mengaminkan doa tersebut. Ketika aku naik ke anak tangga kedua, dia berkata lagi: Celakalah orang yang (apabila) disebut namamu di sisinya tetapi dia tidak menyambutnya dengan salawat ke atasmu. Lalu aku pun mengaminkannya. Dan ketika aku naik ke anak tangga yang ketiga, dia berkata lagi: Celakalah orang yang mendapati ibubapanya yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun mereka tidak memasukkan dia ke dalam syurga. Lalu aku pun mengaminkannya.
Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma’uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 disahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No.500 dari Jabir bin Abdillah)
versi yang pertama itu, di beberapa artikel, tidak pernah di sebutkan siapa perawinya, sendangkan yang kedua, jelas ada perawi hadistnya. yagn pertama itu, kalau kita lihat di beberapa pengajian versi yang pertama itu yang justru banyak di sebar luaskan. memang tidak ada salahnya minta maaf kapanpun, termasuk ketika akan memasuki bulan ramadhan. tapi, alangkah baiknya bila kita mendapatkan informasi, apa lagi yang berupa hadist, tolong di telusuri dulu kebenarannya. sekarang banyak orang orang yang dengan seenaknya sendiri, dengan mengatas namakan orang orang tertentu yang suka mengada ada. masih ingat kan dulu waktu hape masih belum seperti sekarang tentang selebaran fotokopian yang mengharuskan seseorang untuk melakukan suatu ibadah tertentu dengan mengatasnamakan mimpi dari seorang ulama di mekah?
Makna dari doa tersebut adalah:
1. Orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak mendapatkan manfaatnya.
Ibarat ada sebuah mall yang memberikan semua barang jualannya gratis tapi begitu kita masuk kita hanya lihat-lihat saja, tidak mengambil sedikit pun barang di dalamnya, padahal itu gratis, tinggal pilih mana yang disuka lalu dibawa pulang. Ini berarti kita termasuk orang yang merugi! Apalagi ini bulan Ramadhan, perbuatan sunnah dilipat-gandakan pahalanya seperti wajib. Perbuatan wajib dilipat-gandakan pahalanya. Adalah rugi kalau kita keluar dari Ramadhan tapi tidak mendapatkan apapun dari Ramadhan.
Adalah sifat manusia justru penasaran begitu dilarang, penasaran kenapa dilarang membuat kita melanggar larangan tersebut. Padahal larangan itu dimaksudkan agar kita bertambah baik.
Sifat manusia yang lain adalah saling iri melihat apa yang dimiliki orang lain. Apa yang miliki adalah sesuai dengan keadaan kita, sesuatu yang tidak kita miliki belum tentu sesuai dengan keadaan kita, malah bisa jadi akan memperburuk keadaan kita. Kemarin kita menginginkan sesuatu barang yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki, lalu hari ini kita dikaruniai oleh Allah Swt bisa memiliki apa yang kita inginkan itu. Lihat apa yang kita rasakan sesudah memiliki barang dengan sebelum memiliki?
Sebelum memiliki kita begitu menggebu menginginkannya tapi begitu sudah memiliki rasa menggebu hilang berganti dengan rasa bosan dan ingin yang lebih lagi yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki. Selalu begitu kalau kita kurang syukur kita. Pepatah jawa mengatakan semua itu ”sawang-sinawang”. Bersyukurlah maka akan ditambah nikmat kita. Perbedaan diantara kita adalah untuk saling melengkapi.
2. Orang yang punya orang tua tapi tidak mendapat ridho mereka.
Apapun orang tua kita tetap harus dihormati dan ditaati perintah-perintahnya. Jangan karena sudah tahu ilmu sedikit langsung mendalili orang tua kita dengan bahasa yang kurang nyaman, jangan! Sampaikan dengan baik dan dahulukan mereka dibandingkan orang lain. Jangan sampai kita memberikan sesuatu kepada orang lain tetapi lupa kepada orang tua sendiri! Perhatikan mereka, muliakan mereka dan jangan sekali-kali menuduh orang tua kita mencuri harta kita! Harta anak adalah milik orang tuanya, tidak ada orang tua mencuri harta anaknya. Tapi ini jangan disalah-artikan dalam kesewenang-wenangan, ini bertujuan agar anak menghormati orang-tuanya.
3. Orang yang barang siapa disebut nama Nabi Muhammad Saw, dia tidak menjawab.
Dalam menjawab boleh dengan suara keras atau pun lemah. Tapi ada yang melarang berdzikir dengan suara yang dikeraskan dengan alasan bahwa Allah Swt Maha Mendengar jadi dengan suara lemah pun Allah Swt mendengar dzikir kita, doa kita, salam kita. Memang Allah Swt Maha Mendengar tapi dzikir dengan suara yang dikeraskan adalah dimaksudkan agar diantara kita yang belum ikut berdzikir mendengar dzikir kita lalu mereka mengikuti kita berdzikir, agar mereka yang belum mau ber-sholawat mendengar sholawat kita lalu mengikuti kita ber-sholawat.
moga kita dihindarkan dari segala fitnah. amin...
Rabu, 15 Juni 2011
TAK ADA TEMPAT LAGI UNTUK ORANG JUJUR
BETULKAH DI NEGERI INI TAK ADA LAGI TEMPAT UNTUK ORANG JUJUR?
Kita Sudah diajarkan Berbohong dari Sejak Dini
Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.
Kenapa harus jujur? Betapa kita mendengar orang tua menasehati anak supaya harus menjadi orang yang jujur. Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang jujur, kerap kali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan dipercaya orang, akan disayang orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan bahwa kalau jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan. Kita akan selalu dapat masalah dan kesengsaraan bila kita tidak berprilaku jujur. Dan tak terhitung banyaknya kisah-kisah, dongeng-dongeng, mitos dan lain sebagainya yang menceritakan kesaktian dan sakralnya jujur tersebut.
Tapi nampaknya telah terjadi sebuah fenomena yang terbalik dari apa yang telah ditanamkan kepada kita pada waktu lalu. Sekarang orang demi memuaskan kebutuhan hidupnya cendrung untuk boleh melakukan segala hal demi mencapai apa yang diinginkan. Prilaku jujur jadi hal yang sangat menakutkan. Lihat saja peristiwa yang dialami oleh Pasangan Siami dan Widodo, beserta anaknya yang dicaci dan diusir dari kampung, oleh tetangga mereka sendiri. Hal ini terjadi karena mereka dianggap mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Padahal sang anak hanya berprilaku jujur sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh guru disekolah dan orang tuanya dirumah. Namun kini, mereka harus hidup mengungsi ke Gresik karena diusir oleh orang kampung atas pengaduannya tentang tindak kecurangan. Hebatnya lagi gurunya yang telah mengajarkan kepada murid untuk jujur pun ikut membenci dan mengucilkannya serta mengusirnya dari sekolah. Setidaknya empat unjuk rasa digelar para wali murid menentang tindakan Siami.
Inilah potret dari masalah bangsa ini. Jadi orang jujur bisa diangap penjahat. Jadi tak ada tempat lagi bagi orang-orang baik. Dahulu yang diusir dari kampung biasanya adalah pelaku maksiat, maling, dukun santet, orang yang memelihara begu ganjang, dan orang yang berprilaku buruk lainnya. Akan tetapi kini sebaliknya yang baiklah yang dikucilkan.
Na'uzubillahiminzalik. ada dua hal yang sekarang kita ajarka kepada generasi ini. Yakni:
- Secara tak langsung kita sekarang sedang menanamkan imej dalam pikiran anak dan generasi bangsa ini bahwa meski kita berbuat salah asal kita kompak dan organisir dengan baik maka kita pasti berhasil.
- Tak perlu berbuat baik dan jujur karena nanti akan dimusuhi orang.
"Kenapa jadi orang harus jujur?"
Umumnya jawaban yang saya dapat adalah bahwa kejujuran adalah hal yang sangat baik dan positif, dan kadang saya juga mendapat jawaban bahwa "Pokoknya jadi orang harus jujur!"
Jawaban-jawaban tersebut sampai saat ini memang sudah saya anggap "benar", tapi saya masih selalu tergelitik untuk terus mempertanyakan: "Kenapa orang harus jujur? Apakah baik dan positifnya? Lalu bagaimana juga jika dikaitkan dengan proses pembentukan kepribadian? Selain pertanyaan - pertanyaan tersebut, selanjutnya dalam benak kita timbul pertanyaan: " Bagaimanakah kejujuran itu dapat dipraktekkan dalam sehari-hari, serta bagaimanakah sikap kita sebagai seorang yang jujur?"
Umumnya jawaban yang saya dapat adalah bahwa kejujuran adalah hal yang sangat baik dan positif, dan kadang saya juga mendapat jawaban bahwa "Pokoknya jadi orang harus jujur!"
Jawaban-jawaban tersebut sampai saat ini memang sudah saya anggap "benar", tapi saya masih selalu tergelitik untuk terus mempertanyakan: "Kenapa orang harus jujur? Apakah baik dan positifnya? Lalu bagaimana juga jika dikaitkan dengan proses pembentukan kepribadian? Selain pertanyaan - pertanyaan tersebut, selanjutnya dalam benak kita timbul pertanyaan: " Bagaimanakah kejujuran itu dapat dipraktekkan dalam sehari-hari, serta bagaimanakah sikap kita sebagai seorang yang jujur?"
Kita Sudah diajarkan Berbohong dari Sejak Dini
- Apakah kita sama sekali tidak boleh berbohong?
- Dan mungkinkah kita selalu jujur dalam kehidupan sehari-hari ini?
- Ataukah masih ada toleransi bagi kita untuk berbohong dalam hal-hal tertentu atau demi kepentingan tertentu?
Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut terlibat) dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial dimasyarakat, yang justru kebanyakannya adalah wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti:
"Sering terjadi, orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya terjatuh dan berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, enggak sakit, kok! Jangan nangis, yach!".Dalam hal ini secara tidak langsung si-anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat "berbohong", menutup-nutupi perasaannya (sakit) hanya karena suatu kepentingan (supaya tidak menangis).
Selain itu kita juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti: Saat seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah makan, belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius" biasanya dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja makan ", padahal sebenarnya saya belum makan. Dalam lingkungan usaha / dagang, kejujuran sering disebut-sebut sebagai modal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi sangat kontroversial dan lucunya kok dalam setiap transaksi dagang itulah justru banyak sekali kebohongan yang terjadi. Sebuah contoh saja: penjual yang mengatakan bahwa dia menjual barang "tanpa untung" atau "bahkan rugi" hampir bisa diyakini pasti bohong.
- Nah, jika demikian, lalu dimanakah letaknya kejujuran itu?
- Atau bagaimanakah kejujuran yang dimaksud tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia sehari-hari?
Abad ke enam masehi Imam Ali pernah berhujah:
- " sebuah keburukan bila di organisir dengan baik akan dapat berhasil dengan baik sebaliknya sebuah kebaikan bila tak diorganisir dengan baik hasilnya tidak akan baik"
"bagi orang fakir yang berhijrah[1466] yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar (jujur)".(al-Hasyar Ayat 8 Surat ke 59)
Rasulullah bersama umatnya yang melakukan syi'ar dari umatnya dalam kebaik dan kebenar juga pernah diusir dan dikucilkan. Sungguh jadi orang baik itu memang tidak mudah. Sebab orang jahat ingin menguasai dunia ini dengan cara mereka.
Lalu dimanakah tempat bagi orang baik?
"Allahu Akbar...
" Orang-orang baik tempatnya yang paling nyaman sudah disiapkan oleh Allah
" Orang-orang baik tempatnya yang paling nyaman sudah disiapkan oleh Allah
"Dan tempat bagi orang jahatpun sudah disiapkan
Maka tenang saja saudaraku yang masih kukuh memperjuangkan kejujuran dan kebaikan nanti disisi Allah ada masanya kejujuran dan kebaikan itu betul-betul dipisahkan.
Kejujuran akan mendapatkan tempat yang mmulia insya-Allah
Kejahatan akan mendapat tempat yang laknat insya_Allah
Semoga yang tidak jujur menjadi insyaf, karena janji Allah itu pasti.
Jadi...... Jangan pernah gentar untuk memperjuangkan kejujuran....
Rabu, 04 Mei 2011
Minggu, 03 April 2011
Kamis, 31 Maret 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
TELISIK, SKHK dan PPKP Penyuluh Agama 2023 Juli 07, 2023 Standar Kualitas Hasil Kerja dan Pedoman Penilaian Kinerja Penyuluh Agama merupak...

-
Tauhid dan Keimanan [Ringkasan Fiqih Islam (1)] (pdf) 1.5 MB (doc) 4.6 MB Fiqih Al quran dan Sunnah di Fadhail Amal dan Akhlak dan Adab...
-
Aqidah Aqidah Al Wasthiyah – Ibnu Taymiyah.chm Kumpulan Artikel Tentang Aqidah – Tasjilat as Salafy Jember.chm Al Aqidah Ath Thahawi...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-qur’an ialah kitab yang perlu dikaji mendalam, karena merupakan sumber hukum yang pertama ...